Desain rumah minimalis 2 lantai gaya Bali memang bisa memberikan kesan yang sangat eksotis dan menyegarkan. Kombinasi antara gaya desain yang simpel dengan elemen-elemen tropis khas Bali seperti atap joglo, material alami, dan nuansa alam terbuka, membuat banyak orang tertarik untuk memilih desain ini sebagai rumah impian. Namun, seperti halnya desain lainnya, tentu ada beberapa kekurangan yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk membangun rumah dengan konsep ini. Nah, di artikel kali ini, kami akan membahas beberapa kekurangan desain rumah minimalis 2 lantai gaya Bali yang perlu kamu ketahui.
Desain Rumah Minimalis 2 Lantai Gaya Bali: Apa Saja Kekurangannya?
1. Perawatan yang Lebih Intensif
Desain rumah minimalis 2 lantai gaya Bali umumnya mengutamakan penggunaan material alami seperti kayu, batu alam, dan bambu yang tentunya memiliki keindahan tersendiri. Meskipun material alami ini terlihat indah dan memberikan kesan alami yang kuat, faktanya bahan-bahan ini membutuhkan perawatan yang lebih intensif dibandingkan dengan material modern seperti keramik atau beton.
Misalnya, kayu yang digunakan pada elemen desain rumah seperti pintu, jendela, dan plafon harus secara rutin dirawat agar tidak mudah lapuk atau terkena jamur, terutama di daerah tropis yang lembap. Begitu juga dengan batu alam atau bambu yang bisa mengalami kerusakan atau penurunan kualitas seiring berjalannya waktu jika tidak dirawat dengan baik.
Jika kamu tidak ingin repot, maka desain rumah ini mungkin kurang cocok, karena tingkat perawatan yang dibutuhkan lebih tinggi. Pemilik rumah harus siap untuk melakukan perawatan secara berkala agar rumah tetap terlihat bagus dan terjaga kualitasnya.
Temukan Jasa Arsitek dari Air Arsitek!
2. Biaya yang Lebih Mahal
Desain rumah ini biasanya memerlukan elemen arsitektur yang lebih kompleks dan penggunaan material alami yang lebih mahal. Misalnya, penggunaan kayu jati untuk elemen eksterior dan interior rumah, atau batu alam yang diambil langsung dari alam, biasanya lebih mahal dibandingkan dengan bahan bangunan konvensional.
Selain itu, gaya Bali yang mengedepankan kesan terbuka dan integrasi dengan alam sering kali membutuhkan biaya tambahan untuk taman, kolam, atau area terbuka yang harus disesuaikan dengan desain keseluruhan rumah. Untuk menciptakan nuansa Bali yang autentik, banyak pemilik rumah memilih untuk menambahkan elemen-elemen seperti gazebo, atap joglo, dan dinding batu alam, yang semuanya memerlukan anggaran ekstra.
Jadi, jika kamu berencana untuk membangun rumah dengan desain ini, penting untuk mempertimbangkan biaya yang mungkin lebih tinggi dibandingkan desain rumah minimalis biasa.
Temukan Jasa Arsitek dari Air Arsitek!
3. Desain Rumah Minimalis 2 Lantai Gaya Bali – Keterbatasan pada Lahan yang Kecil
Desain rumah ini memang cocok untuk lahan yang luas, karena konsep ini sangat mengutamakan ruang terbuka dan hubungan dengan alam sekitar. Namun, jika kamu memiliki lahan yang terbatas, desain ini bisa jadi agak kurang optimal. Pada lahan kecil, banyak elemen desain Bali yang membutuhkan ruang tambahan, seperti taman tropis, kolam ikan, atau ruang terbuka lainnya, yang mungkin tidak dapat diterapkan secara maksimal.
Di sisi lain, desain rumah minimalis ini biasanya membutuhkan lebih banyak ruang di lantai bawah untuk memberikan area terbuka yang cukup. Ini bisa membuat ruangan di lantai atas terasa lebih padat jika tidak dikelola dengan baik. Jika lahan yang kamu miliki kecil, kamu mungkin perlu mengorbankan beberapa elemen desain Bali yang khas, yang tentunya mengurangi kesan tropis yang ingin kamu capai.
Jadi, untuk lahan yang terbatas, kamu perlu mempertimbangkan dengan matang apakah desain ini tetap akan memberikan kenyamanan dan fungsionalitas yang optimal.
Temukan Jasa Arsitek dari Air Arsitek!
4. Desain Rumah Minimalis 2 Lantai Gaya Bali – Tantangan dalam Pengaturan Sirkulasi Udara
Desain rumah ini biasanya mengutamakan pencahayaan alami dan ventilasi silang yang baik agar rumah terasa sejuk dan nyaman. Namun, pada rumah 2 lantai, sirkulasi udara yang optimal bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama jika rumah memiliki banyak dinding besar atau jendela yang mengarah ke sisi yang tidak mendapat banyak angin.
Pada desain rumah Bali, seringkali digunakan jendela besar atau pintu geser untuk menciptakan kesan ruang terbuka, tetapi jika tidak ada sirkulasi udara yang baik, udara bisa menjadi pengap, terutama di lantai atas yang cenderung lebih panas. Selain itu, penggunaan material seperti kaca besar pada jendela dan pintu geser dapat menyulitkan sirkulasi udara karena seringkali tidak cukup memberi ventilasi yang memadai.
Untuk mengatasi hal ini, kamu perlu mempertimbangkan sistem ventilasi yang baik, seperti penggunaan kipas angin atau AC pada ruangan tertentu, atau penataan jendela dan pintu yang lebih strategis agar aliran udara tetap lancar. Tanpa perencanaan yang baik, rumah bisa terasa lebih panas dan kurang nyaman.
Temukan Jasa Arsitek dari Air Arsitek!
5. Estetika yang Tidak Terlalu Fleksibel
Desain rumah ini sangat identik dengan nuansa tropis, atap joglo, dan penggunaan elemen alami seperti kayu dan batu alam. Walaupun desain ini sangat menarik dan memberikan kesan yang eksotis, namun tidak semua orang cocok dengan estetika ini. Gaya Bali memiliki ciri khas yang kuat dan bisa jadi terasa terlalu “spesifik” bagi sebagian orang.
Jika kamu menyukai desain yang lebih universal atau modern, gaya Bali bisa terasa agak terbatas dalam hal fleksibilitas estetika. Misalnya, penggunaan ornamen khas Bali, seperti patung-patung atau ukiran kayu, mungkin tidak sesuai dengan selera desain yang lebih kontemporer. Jadi, jika kamu ingin menambahkan elemen desain lain yang lebih modern atau internasional, ada kemungkinan gaya Bali akan menghambat integrasi elemen-elemen tersebut.
Dengan kata lain, desain rumah ini lebih cocok untuk mereka yang menyukai gaya tropis dan ingin mempertahankan suasana Bali yang kental. Bagi kamu yang lebih suka desain yang fleksibel dan bisa mengakomodasi berbagai gaya interior, desain ini mungkin terasa sedikit terlalu kaku.
Temukan Jasa Arsitek dari Air Arsitek!
Meskipun desain rumah ini menawarkan banyak keindahan dan kenyamanan, ada beberapa kekurangan yang harus kamu pertimbangkan dengan matang. Mulai dari perawatan yang lebih intensif, biaya yang tinggi, hingga keterbatasan pada lahan kecil atau kesulitan dalam sirkulasi udara. Semua ini perlu diperhatikan agar kamu bisa membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan anggaranmu.
Jika kamu ingin merancang rumah dengan konsep ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan kami di Air Arsitek. Kami siap membantu merancang rumah impianmu, dengan mempertimbangkan segala aspek teknis dan estetis supaya rumah yang kamu bangun tidak hanya indah tetapi juga nyaman dan fungsional!